Postingan

Menampilkan postingan dari Juli, 2024

Martin Suryajaya: Penulis Filsafat Favoritku

Gambar
Saya tak tahu betul di waktu kapan saya mulai tertarik dengan filsafat. Yang jelas, akhir tahun 2022 merupakan suatu momen di mana saya merasakan hari-hari yang penuh rasa sepi. Di masa yang begituan, filsafat hadir hampir di setiap malam saya dan kemudian mewujudkan dirinya laksana seorang teman.  Lantas, saya pun menyambut kehadirannya dengan tangan terbuka. Perkenalan saya dengan filsafat ini mungkin terbilang tak keren-keren amat sebab sekadar bermodalkan beberapa video di YouTube, bukan malah melalui teks-teks tebal nan kontekstual. Biar begitu, saya kira, hanya media inilah yang dapat mengemas filsafat menjadi sebuah hiburan yang menarik. Dengan kata lain, gelagat pembelajaran filsafat yang demikian bisa dianggap sebagai semacam cara untuk menikmati filsafat dengan mudah, murah, dan bahkan riang gembira. Dalam bayangan saya, filsafat adalah wadah untuk bermain-main dengan pikiran sendiri. Oleh karenanya, saya bisa mengolok-olok segala hal yang bersembunyi di dalam kepala saya. Be

Peserta Pemilu Mesti Punya Portofolio yang Bisa Diakses Secara Daring

Gambar
Belajar dari pemilu yang sudah-sudah, kita sama-sama sadar bahwa sebetulnya kita enggak tahu-tahu amat tentang profil para politisi yang sedang berkontestasi di pemilu itu, terutama dalam pileg dan pilkada. Alih-alih mengetahui rekam jejak mereka di dunia politik ataupun di berbagai kegiatan kemasyarakatan lainnya, mendengar nama mereka pun rasa-rasanya kita hampir tidak pernah. Hal ini tentunya berbeda dengan calon presiden beserta wakilnya yang cenderung menjadi perbincangan publik. Walhasil, ketika pileg dan pilkada berlangung, masyarakat bisa saja asal memilih kandidat dan bahkan tidak memilih sama sekali sebab tidak tahu siapa yang harus dipilih. Sekadar Memasang Baliho Saja Tidak Cukup Efektif untuk Menarik Perhatian Pemilih Ada beberapa alasan mengapa kebanyakan peserta pileg dan pilkada itu tidak cukup akrab di telinga dan ingatan masyarakat. Menurut saya, salah satu alasannya ialah karena kurang maksimalnya kampanye yang mereka lakukan, terlepas apakah mereka berpengalaman ata

Saut Situmorang: Penyair Favoritku

Gambar
Di zaman yang serba repot begini, mendengarkan puisi agaknya kalah populer jika dibandingkan dengan bermain judi online . Biar begitu, masih ada saja orang yang mau memperdengarkannya. Kukira, memang di zaman yang serba repot seperti inilah malahan lebih enak menyantap puisi. Ketika menikmati sebuah puisi, aku merasa asyik dan sedih sendiri, terkhusus saat menyantap puisi-puisi dengan tema perjuangan kelas dan ketidakadilan. Sebetulnya, tak banyak puisi yang tinggal di ingatanku. Kalau dihitung-hitung, jumlahnya mungkin tidak lebih banyak daripada jumlah jari di kedua tanganku. Boleh dikatakan, aku bahkan tak tahu betul karya sastra seperti apa yang dikatakan puisi itu. Boleh jadi, apa yang dulu kuanggap puisi, eh, rupanya-rupanya bukan puisi. Untunglah—pikirku—aku sempat melihat potongan video seseorang yang sedang membaca puisi di Instagram. Bila kau berkenan membaca tulisan ini lebih jauh lagi, orang itu adalah Saut Situmorang . Di video itu, ia sedang membacakan puisinya yang berta

Lebih Dekat dengan Bahasa Indonesia

Gambar
Menulis dan membaca adalah cara saya mendekatkan diri dengan bahasa, dalam hal ini yaitu bahasa Indonesia.  Bagi saya, bahasa ini sudah saya anggap laksana teman dekat saya. Kira-kira, apa alasannya? Alasannya ialah karena kegiatan yang saya tekuni belakangan ini hanyalah menulis dan membaca.  Maka dari itu, bisa dibilang, kami berdua hampir rutin bertemu. Kendati seperti itu, sebetulnya, saya merasa bahwa saya belum dekat-dekat amat dengan bahasa saya sendiri, yakni bahasa Indonesia.  Mengapa bisa begitu? Karena, sampai detik ini pun saya masih mempelajari kata baku. Pentingnya Mempelajari Kata Baku Ketika menulis, kerap kali saya membuka kamus besar bahasa Indonesia (KBBI) terlebih dahulu untuk mencari tahu arti kata yang hendak saya tuliskan. Kelakuan serupa ini saya lakukan agar saya benar-benar memahami tulisan saya sendiri, bahkan sampai kata per katanya. Di lain sisi, saya suka betul mempelajari kata baku. Dengan begitu, banyak tulisan saya di blog ini —bila ditinjau lebih lanju