Martin Suryajaya: Penulis Filsafat Favoritku

Saya tak tahu betul di waktu kapan saya mulai tertarik dengan filsafat. Yang jelas, akhir tahun 2022 merupakan suatu momen di mana saya merasakan hari-hari yang penuh rasa sepi.

Di masa yang begituan, filsafat hadir hampir di setiap malam saya dan kemudian mewujudkan dirinya laksana seorang teman. Lantas, saya pun menyambut kehadirannya dengan tangan terbuka.

Perkenalan saya dengan filsafat ini mungkin terbilang tak keren-keren amat sebab sekadar bermodalkan beberapa video di YouTube, bukan malah melalui teks-teks tebal nan kontekstual.

Biar begitu, saya kira, hanya media inilah yang dapat mengemas filsafat menjadi sebuah hiburan yang menarik.

Dengan kata lain, gelagat pembelajaran filsafat yang demikian bisa dianggap sebagai semacam cara untuk menikmati filsafat dengan mudah, murah, dan bahkan riang gembira.

Dalam bayangan saya, filsafat adalah wadah untuk bermain-main dengan pikiran sendiri. Oleh karenanya, saya bisa mengolok-olok segala hal yang bersembunyi di dalam kepala saya.

Berkenaan dengan itu, YouTube memanglah media yang paling mungkin saya hampiri dengan segera. Adapun salah seorang kreator konten yang membahas persoalan-persoalan filsafat di media tersebut ialah Martin Suryajaya.

Di kanal YouTube-nya, Martin membagikan konten-konten seputar filsafat, sastra, dan budaya. Kebanyakan kontennya dikemas dengan cara bermonolog, sesekali ia juga bercakap-cakap bersama rekannya di sana.

Dari beberapa konten yang dimuatnya, konten yang paling berkesan buat saya yaitu kontennya yang berjudul "[Cerita] Menjadi Penulis Filsafat".

Di dalam kontennya itu, Martin berkata, "Menulis buku itu tidak sulit.Yang kita butuhkan hanya kesepian." Dua potong kalimat inilah yang kemudian menjadi pemantik untuk membakar api semangat saya ketika menulis sesuatu.

Belakangan, ia kelihatannya sudah jarang membuat konten di kanal YouTube-nya. Saya menebak bahwasanya Martin barangkali sedang sibuk dengan aktivitas akademisnya di Institut Kesenian Jakarta.

Selain kedua kegiatan di atas, Martin dikenal pula sebagai seorang penulis, lebih tepatnya penulis filsafat.

Meski bukunya banyak yang bermuatan filsafat, akan tetapi saya belum berkesempatan memiliki karya tulis filsafatnya. Untungnya, saya pernah membaca tulisannya di web pribadinya dan di web IndoPROGRESS.

Lebih dari itu semua, karya tulis Martin yang saya punyai dan yang paling saya sukai ialah novel "Kiat Sukses Hancur Lebur". Boleh dikatakan, saya benar-benar suka terhadap gaya penulisannya di novel tersebut.

Walhasil, gaya penulisan yang seperti itu kurang lebih banyak menginspirasi saya saat membuat cerita fiksi, misalnya pada cerpen serta novel (ongoing) saya yang bertajuk "Antrean Man" dan "Petualangan yang Mencurigakan".

Belum lama ini, Martin juga telah meluncurkan novel terbarunya dengan tajuk "Sebelum Hancur Lebur". Novel ini merupakan lanjutan dari novelnya yang barusan saya perkenalkan kepada Teman-Teman sekalian.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Vest-Backpack: Semacam Rompi Dwifungsi

Semacam Prakata

Ngopi di Kopijon