Pentingnya Mitigasi Bencana Alam
Halo, everyone! Berhubung masih dalam suasana hari raya, saya ingin mengucapkan Selamat Hari Raya Idul Fitri 1445 H kepada Teman-Teman semuanya. Semoga seluruh amal ibadah kita diterima oleh Sang Pencipta. Aamiin, ya Rabbal 'Aalamiin.
BTW, gimana kabar kalian? Saya harap segala halnya dalam keadaan terbaik. Pasalnya, saya sendiri juga mengharapkan penghidupan yang terbaik, terkhusus dari aspek kepenulisan.
Selama kurang lebih dua pekan belakangan, saya menyibukkan diri dengan menulis dua tulisan fiksi.
Tulisan pertama yaitu mengarang cerpen untuk sayembara antologi cerpen dan tulisan kedua berkenaan dengan novel petualangan.
Untuk cerpen, statusnya sudah rampung, sedangkan novel masih dalam proses penulisan, lebih tepatnya saya sudah mempublikasikannya hingga bab keempat. Jika Teman-Teman tertarik untuk membacanya, silakan klik tulisan berwarna biru di atas.
Setelah heboh bermain dengan fantasi, maka pada catatan pendek kali ini saya ingin menulis tentang suatu hal yang sifatnya nonfiksi, yakni berkaitan dengan mitigasi bencana alam.
Sedikit cerita, sebenarnya saya sudah lama berpikiran untuk membuat tulisan dengan topik begituan. Ide awalnya barangkali berangkat dari isu tentang potensi terjadinya tsunami besar di sebagian wilayah Pulau Jawa di beberapa waktu yang lalu.
Kala itu, saya masih berkuliah di sebuah kampus yang letaknya tak jauh dari pantai. Dan waktu mendengar informasi terkait gempa dan tsunami itu, tentu saja saya merasa was-was dengan informasi tersebut--saya sempat menyiapkan "tas darurat" seadanya.
Mengapa Mitigasi Bencana Alam Begitu Penting?
Mungkin kita terkadang merasa biasa-biasa saja (acuh tak acuh) kalau kita belum pernah merasakan bencana alam ataupun saat kita sedang tidak bermukim di wilayah yang rawan bencana alam.
Namun, yang perlu kita ingat adalah bahwa tak seorang pun mampu memprediksi kapan terjadinya bencana alam dan seberapa besar dampak yang diberikannya.
Oleh karenanya, mitigasi bencana alam sangat penting untuk disosialisasikan dan kemudian dilaksanakan bersama-sama.
Seperti kata orang-orang tua dulu, "mencegah lebih baik daripada mengobati." Petuah ini mengandung pesan moral: sebelum sesuatu hal terjadi, lebih baik mencegahnya supaya tidak terjadi--seminimalnya untuk mengurangi dampak yang akan diterima nantinya.
Sama halnya dengan bencana alam, kegiatan pencegahan (dampak bencana yang lebih besar) atau mitigasi bertujuan untuk mengurangi dampak yang disebabkan bencana tersebut. Walaupun begitu, sayangnya kita masih tak terlalu peduli dengan hal itu.
Coba sesekali Teman-Teman melakukan survei kecil-kecilan tentang mitigasi mandiri bilamana kalian berkunjung ke daerah-daerah yang rawan bencana alam seperti pantai, gunung berapi (yang aktif maupun yang tidak aktif), perbukitan, dan lain sebagainya.
Saya kira tak banyak masyarakat di sana yang telah menyiapkan "tas darurat".
Kalau kita belum pernah merasakan bencana alam dengan mata-kepala kita sendiri, agaknya kita memang jarang sekali berpikir untuk mempersiapkan hal-hal yang bersangkutan dengan mitigasi.
Seyogianya, mitigasi bencana alam mesti kita lakukan jauh-jauh hari sebelum bencana itu terjadi, meskipun histori terjadinya per ratusan tahun sekali.
Asalkan tempat tinggal kita berada di wilayah yang rawan bencana alam, maka mitigasi perlu dilakukan.
Salah satu landasan utama kita melakukan mitigasi bencana alam ialah karena letak geografis wilayah Indonesia berada di "Ring of Fire".
Berkaitan dengan hal itu, masing-masing pemerintah setempat harus menyiapkan jalur evakuasi serta melakukan sosialisasi terkait potensi, tanda-tanda, dan mitigasi bencana alam.
Maksud diadakannya kegiatan-kegiatan semacam ini pastinya bukan untuk menebarkan kepanikan kepada khayalak, akan tetapi untuk mengedukasi masyarakat agar mencegah terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan, paling tidak mengurangi dampak yang diterima di kemudian hari.
Di sisi lain, masyarakat jadi bisa mempersiapkan dirinya jikalau nanti (amit-amit) terjadi bencana alam.
Bencana alam tentunya tak hanya gempa bumi, gunung meletus, dan tsunami. Longsor, kebakaran hutan, banjir, dan serupanya juga termasuk bencana alam.
Tindakan mitigasinya pun menjadi berbeda-beda, demikian pula dengan tanda-tanda terjadinya.
Komentar
Posting Komentar