Cut n Fit Vol. 1
Olá, everyone! How are you today? I hope kalian semua dalam keadaan sehat, ya! Karena tidak ada hal yang lebih berharga dari pada kekuasaan. Eh, kesehatan dong.
BTW, kalau sebelumnya saya bercerita tentang desain Vest-Backpack, maka kali ini izinkan saya untuk menceritakan sebuah kerajinan tangan sederhana dan sangat mudah untuk dibuat.
Namun, ada satu poin penting yang perlu diketahui oleh kita bersama. Teman-Teman harus merasa bersyukur karena berkesempatan membaca tulisan ini.
Coba bayangkan––dari berjuta-juta manusia yang telah terhubung dengan jaringan internet super cepat, hanya kalianlah yang "terpilih" untuk mengunjungi tulisan dari bloger medioker seperti saya.
Spesial, bukan? Damn! That's right, baby!
Oke, kita lanjut ke hidangan utamanya.
A. Tentang Cut n Fit Vol. 1
Pada dasarnya, kita hanya memerlukan sedikit perpaduan antara sense of art, imajinasi, dan juga rasa sabar untuk membuat kerajinan tangan yang kreatif nan aesthetic.
Dengan mengolah paduan rasa tersebut, kita dapat mengubah barang-barang bekas ataupun barang-barang tak terpakai menjadi benda bernilai seni.
Beberapa hari yang lalu, saya sempat membuat hiasan dinding dari perca atau kain sisa bercorak abstrak. Metode yang saya gunakan ketika mengotak-atik perca itu saya sebut dengan Cut n Fit.
Suatu penyebutan yang cukup keren bagi saya yang tinggal di pelosok kota, haha.
Lalu, apa saja bahan dan peralatan yang diperlukan untuk membuat hiasan dinding tersebut? As well as bagaimana cara membuatnya?
Mari kita bahas dengan tempo sesingkat-singkatnya!
B. Bahan
1. Waktu luang
Waktu luang menjadi pondasi utama dalam membuat pelbagai kerajinan tangan, bahkan mengolah perca sekalipun.
Walaupun hasilnya kadang kala tidak sesuai ekspektasi, setidaknya prakarya yang sedang Teman-Teman kerjakan dapat terselesaikan.
Bolehlah untuk diposting di media sosial––tak lupa pula dilengkapi dengan caption yang catchy.
2. Kanvas
Saya menggunakan kanvas bekas sebagai media untuk menjahit perca. Jika tidak punya kanvas, rotan pun jadi. Eh, salah lagi. "Jika tidak ada rotan, kayu bakar pun jadi". Nah, begini kan, ya?
Balik ke topik pembahasan, kalian dapat membuat kanvas dari bingkai foto dan perca polos. Tergantung mood dan bahan yang ada, sih.
Sebenarnya, kanvas yang saya gunakan kemarin juga tak layak pandang dan dipenuhi coretan-coretan artsy––inginnya sih begitu.
Tapi, apalah daya. Kekreatifan saya tidak lebih dari sekumpulan ide-ide yang terlantar. Karenanya, saya mengecat ulang kanvas rongsok tersebut dengan warna hitam.
Hal ini saya lakukan karena perca yang saya gunakan berwarna cerah.
3. Perca
Dalam mengolah perca menjadi hiasan dinding, Teman-Teman dapat menggunakan perca apa saja, mulai dari perca bekas celana hingga bekas taplak meja.
Yang perlu diperhatikan yaitu corak dan warna perca tersebut harus selaras dengan warna media jahitnya.
Oleh sebab itu, saya menyebutnya dengan metode Cut n Fit––memotong dan mencocokkan. Saya sendiri hanya menggunakan satu potongan perca saja agar lebih simpel.
Jika ingin mendapatkan variasi corak, warna, dan tekstur kain, kalian dapat mix n match perca-perca yang berbeda.
Kalian bisa memanfaatkan berbagai potongan denim, flanel, dan lain sebagainya asalkan kombinasinya tetap menarik.
Saya pikir gabungan antara kanvas dan perca merupakan dua media prakarya yang memberikan kesan unik saat dijadikan hiasan dinding.
4. Benang Jahit
Berbicara tentang benang, benang apa yang bisa membuat kita sedih?
Benang di lautan fakta.
Lah, kocak.
Berenang maksudnya. Peace!
***
Satu bahan terakhir yang perlu Teman-Teman siapkan adalah benang jahit.
Mungkin, saat ini atau 16,5 tahun kemudian kalian akan bertanya-tanya––kenapa harus dijahit dan kenapa tidak direkatkan dengan lem saja?
Menurut hemat saya, salah satu cara agar perca dapat merekat kuat di kanvas yaitu dengan menjahitnya.
Sedangkan ketika kita menggunakan lem, perca tersebut akan cenderung lebih mudah terlepas––apalagi lem yang digunakan tidak tepat.
C. Peralatan
1. Gunting
Di antara kalian yang sedang menatap tulisan ini dengan ekspresi malas, siapa kiranya yang tidak tahu gunting? Jikalau ada yang tidak tahu, berarti mainmu belum jauh.
Sekali-sekali, cobalah singgah ke tempat tukang jahit––biar Teman-Teman tahu bahwa mengganti ritsleting yang rusak tidak cukup hanya dengan membayar 10 ribu.
Enggak nyambung, ya? Maaf.
2. Penggaris dan pensil
Penggaris dan pensil saya gunakan sebagai alat bantu agar menghasilkan potongan perca yang simetris.
Kendatipun begitu, tetap saja implementasinya tidak simetris-simetris amat.
3. Jarum Jahit
Bila ada pepatah singkat yang mengatakan, "ada gula, ada semut," maka akan berlaku juga "ada benang, ada jarum".
Adalah benar bahwasanya untuk menjahit secara manual kita pasti membutuhkan benang jahit beserta seperangkat jarumnya.
Kalian dapat menyiapkan beberapa jarum jahit––satu untuk menjahit, sedangkan sisanya untuk mengunci perca saat dijahit.
D. Cara Membuat
1. Langkah pertama
Langkah pertama yang harus Teman-Teman lakukan saat hendak membuat hiasan dinding dari perca yaitu menentukan tujuan mengapa kalian perlu merangkai hasta karya tersebut.
Semua tahapan yang harus dilalui dengan sendirinya akan terdefinisikan saat tujuan kita tergambar dengan jelas sedari awal.
Kalian dapat membuat hiasan dinding seperti yang saya buat ini untuk keperluan tugas mata pelajaran Prakarya ataupun sekadar sebagai penghias ruangan.
Namanya juga masyarakat menengah-bawah, kita tidak memiliki kemampuan untuk membeli hiasan dinding yang harganya barangkali sampai ratusan juta seperti beliau-beliau di sana.
Tetap semangat, Kelas Pekerja!
2. Langkah kedua
Setelah tujuan kalian jelas, langkah berikutnya yaitu mencocokkan ukuran perca yang akan dipotong dengan ukuran kanvas yang telah disiapkan sebelumnya.
Kemudian, kalian dapat memotong perca tersebut sesuai dengan keinginan dan melebihkan beberapa cm dari ukuran yang telah ditetapkan agar dapat dilipat guna mempermudah proses penjahitan nantinya.
Pastikan seluruh potongannya tetap simetris, ya! Jangan kayak saya, hehe.
Sesudahnya, Teman-Teman dapat melipat perca tersebut dan menimpanya dengan buku dalam beberapa waktu untuk memperkuat lipatannya.
3. Langkah ketiga
Selanjutnya, kalian dapat langsung menjahit perca yang telah dipotong di atas kanvas.
Tapi, sebelum itu kalian harus mengunci setiap ujung dan bagian pinggir-tengah perca tersebut dengan jarum agar hasil jahitan tetap simetris dan tidak mencong.
Untuk menghasilkan jahitan yang kuat, saya mengaplikasikan satu teknik menjahit yang baru saya pelajari, yaitu teknik Back Stitch.
Saya pikir teknik semacam ini dapat menghasilkan jahitan yang cukup kuat, sehingga cocok untuk diterapkan pada prakarya kali ini.
4. Langkah keempat
Langkah terakhir adalah enjoying the coffee.
Teman-Teman dapat membuat secangkir kopi panas dan kemudian menikmatinya sambil memandangi hiasan dinding yang telah kalian buat.
Tempelkan atau letakkan hiasan dinding tersebut di tempat-tempat yang kalian rasa instagramable banget.
Wow! Amazing! Hiasan dinding dari perca siap dipajang di media sosial kesayangan kalian.
Berikut ini adalah hasil olahan perca saya.
Hiasan Dinding dari Perca |
Apa tanggapanmu terkait buah tangan saya di atas? Saya kira cukup keren dan oke, sih. Namanya juga buatan sendiri.
Hehehe.
E. Penutup
Dari penjelasan yang saya sampaikan di atas, saya kira Teman-Teman sekalian dapat dengan mudah membuat sebuah hiasan dinding dari perca.
Bila dikerjakan dengan rapi dan serius, hiasan dinding semacam ini berpeluang memiliki nilai jual yang lumayan. Selain mudah dibuat, bahan-bahannya pun mudah didapat.
Bagaimana? Apakah kalian tertarik untuk membuatnya di rumah? Atau penjelesan di atas masih kurang jelas?
Yuk, saling bertukar cerita di kolom komentar!
Maksud nya yg di atas apa om?
BalasHapusHei, sobat saya! Cobalah biasakan mengkonsumsi makanan yang hampir bergizi supaya gampang mencerna informasi, haha.
Hapus